Aku selalu setia menunggumu. Pada saat sore yang panas, atau setelah hujan yang segar. Pertemuan yang selalu saja singkat. Tanpa diperpanjang di Samsat. Kita adalah mahluk Simbiosis Mutualis. Suatu kehormatan bisa bertemu spesies Omnivora sepertimu. Sore itu, angin sangat pelan mengayuh. Kau tiba dengan cemerlangnya. Sorenya lagi, tanah basah sehabis hujan. Kita kembali bertatap muka. Urusi kebutuhan Metabolisme tubuhku, memenuhi kebutuhan Ekonomimu. Semesta seperti mengatur takdir agar kita bertemu. Terima kasih Tukang Cuanki. Momen saat itu kau menyelamatkan aku dari sore yang jahat. Sore yang terbuat dari kejamnya lapar. Cuankinya enak. Kembaliannya ambil aja. Lumayan buat nambah biaya kau Umrah. Dan maaf Suudzon, aku kadang curiga kalau kau adalah agen rahasia pemerintah. Dalam penyamaran. Membasmi perut-perut yang kelaparan. Oke, aku kenyang.