Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Pithecantropus Septemblues

Puan. Aku seharusnya menulis sajak cinta. Sajak yang sedari tadi dirangkai di kepala. Selesai boker, buyar semua. Bingung mau nulis apa. Kalah genting oleh urusan biologis manusia. Dalam remang lampu-lampu bolham, dalam malam di kaki gunung karang, daku menyapa puan yang hilang batang hidungnya. Tertelan mesin ATM, alat kosmetik dan sistematis hedonistik. Puan berjalan jauh, lebih jauh dari warung Kak Ombi. Puan berkata pergi, setelah bertemu monyet dalam mimpi. September malas membahas hal-hal yang rumit. Sedikit berpikir keras otak langsung sakit. Sakitnya tuh dimana? Sakitnya tuh di sana-sini di dalam hariku. Pernahkah kamu adu dengkul dengan kuda? Atau pernahkah kau mencoba pahami tugas pokok sebuah kecoa? Kamu tentu tak akan pernah mengetahui semuanya. Sama halnya ketika aku menginginkanmu. Malam ini, atas nama rindu dan rimbunnya kasih sayang.