Desember. Seperti biasa bersama gitar dan bingung mau nyanyi apa. Gitarnya dipeluk, senarnya dielus, suaranya cuma 'tiiinggg..donggg..diiinggg". Seperti bel yang berisik dikepalaku.
Desember. Seperti biasa bersama hujan dan teh susu. Eh ada juga kue bolu. Dibuat oleh ibu, dimakan olehku. Bukti kerjasama yang kompak. Sama seperti saat beliau dengan ayah dalam proses membuatku.
Desember. Aku menulis ini sambil mendengar L'Arc En Ciel - Hitomi No Junin. Hidup dimatamu bahasa Indonesianya. Lagu favoritku. Apa kau tahu bagaimana rasanya jadi aku? Aku yang tidurnya lebih pendek dari mimpinya. Melelahkan.
Desember. Sampai jumpa disana. Di Atlantis. Ditempat aku berasal. Jangan tanya apakah itu ada? Kukira, agar kepalamu damai, lebih baik tidak memikirkannya. Jangan cemas. Ini hanyalah awal. Dari cita dan cinta. Desember akan cantik jika kita membuatnya begitu.
Desember. Seperti biasa bersama hujan dan teh susu. Eh ada juga kue bolu. Dibuat oleh ibu, dimakan olehku. Bukti kerjasama yang kompak. Sama seperti saat beliau dengan ayah dalam proses membuatku.
Desember. Aku menulis ini sambil mendengar L'Arc En Ciel - Hitomi No Junin. Hidup dimatamu bahasa Indonesianya. Lagu favoritku. Apa kau tahu bagaimana rasanya jadi aku? Aku yang tidurnya lebih pendek dari mimpinya. Melelahkan.
Desember. Sampai jumpa disana. Di Atlantis. Ditempat aku berasal. Jangan tanya apakah itu ada? Kukira, agar kepalamu damai, lebih baik tidak memikirkannya. Jangan cemas. Ini hanyalah awal. Dari cita dan cinta. Desember akan cantik jika kita membuatnya begitu.
ngakak baca bagian yang ini hehe "Sama seperti saat beliau dengan ayah dalam proses membuatku." itu memang butuh kekompakan
BalasHapusWah diketawain ini aku mah :(
BalasHapus