Kepalaku ibarat sebuah Desa yang sedang dikunjungi para perantau mudik sewaktu hari raya
Hatiku sudah seperti Kota yang sedang ditinggal libur para pedagang yang mudik ke Desa asalnya
Dompetku mirip Warteg yang buka namun cuma menyediakan teh manis saja
Tiada yang lebih manis dari Teh manis yang diseduh kebanyakkan gula
Tiada yang seteduh hati pelipur lara
Sedih itu sederhana.....
Hatiku sudah seperti Kota yang sedang ditinggal libur para pedagang yang mudik ke Desa asalnya
Dompetku mirip Warteg yang buka namun cuma menyediakan teh manis saja
Tiada yang lebih manis dari Teh manis yang diseduh kebanyakkan gula
Tiada yang seteduh hati pelipur lara
Sedih itu sederhana.....
sabar ya kak hihihihi
BalasHapusBlog ini, pithecantrophus lucukthus 😂
BalasHapusKamu adalah Pithecantropus Hidacus he he he
BalasHapusHeee...😣 apatus inikus yang dibahasmus?
BalasHapusItukus tentangus dilemos bulanus junius he he he
BalasHapusOus,
BalasHapusNgmongus samanus kamukus bikinus beringus hi hi hi
Kamu pilekus? Minumus mixagripus hahaha
BalasHapusTidakus, hanyus mbelerus, anginus kencangius. Haha
BalasHapusApaan itu? Hahaha
BalasHapusAnginnya kencang, bkin mbeler. Hehe
BalasHapusWes ewes ewes bablas angine hehehe
BalasHapusJualan penolak angin bang, ? Bolehlah satu 😁
BalasHapusNih sisa satu. Rasa daun pintu. Mujarab. :)
BalasHapusYaah, mau yang daun telinga sebenernya. 😔
BalasHapusAbis. Tadi dimasak ibu buat buka puasa..
BalasHapusWaah, pasti segar itu..hehe
BalasHapusLumayanlah, buat cemilan :)
BalasHapushaha, kreatif...
BalasHapusSelalu penasaran ide2 judulnya dari mana, gak pernah gak unik. 😄😄😄
BalasHapusHaha makasih Ita.. Idenya dari melantur aja :)
BalasHapus