Agustus begitu cepat datang. Baru saja aku sisiran, rindu sudah hanyut dibawa angin hujan. Menclak-menclok di perempatan, melihat pemandangan. Namun hati tetap gagap gugup kesepian.
Agustus, ironi dalam dada yang tandus. Cintaku seperti tahi ayam yang terjemur hangus. Rindu yang tak terurus dan namamu yang sulit kuhapus, semua terasa pilu dibawa angin berhembus.
Agustus menggulung Juli yang ceria. Kecupnya masih terasa walau terseling lipstik yang lainnya.
Agustus, ini adalah pernyataan rindu yang kesekian kalinya. Semoga kau tidak bosan membaca. Semoga telingamu berdengung karena tiap jam aku membicarakan kita dan cinta. Rasakan!
Agustus, ironi dalam dada yang tandus. Cintaku seperti tahi ayam yang terjemur hangus. Rindu yang tak terurus dan namamu yang sulit kuhapus, semua terasa pilu dibawa angin berhembus.
Agustus menggulung Juli yang ceria. Kecupnya masih terasa walau terseling lipstik yang lainnya.
Agustus, ini adalah pernyataan rindu yang kesekian kalinya. Semoga kau tidak bosan membaca. Semoga telingamu berdengung karena tiap jam aku membicarakan kita dan cinta. Rasakan!
Dan seperti bulan lainnya, Agustus cepat datang, dan cepat juga pergi. Padahal pengen banget bercinta lama dengan bulan bernama macho ini.
BalasHapusHihihi.. Sabar Rip. Kamu bisa bercinta dg bulan apa pun
BalasHapustahi ayam angusss gmana rupanya ya? :)
BalasHapusYah kira2 kayak tahi ayam angus laah :)
BalasHapus