Aku sedang menebak isi kepalanya. Bagaimana bentuk dan sistem operasinya. Belah dada dan pamer paha, dipajang seakan bangga. Seakan tidak lama lagi berbugil ria didepan kamera. Kalau minta perhatian, cobalah pakai pengeras suara. Dandan dan gayanya mahal, kepribadiannya murah.
Aku normal. Aku juga suka melihatnya. Naluri laki-laki namanya. Macam sepertinya, cuma enak dinikmati, tidak lezat untuk sehidup semati. Lemah sekali pengetahuannya tentang seksi. Kau tidak mengenyangkan seperti seksi konsumsi.
Dunia maya. Sumber berita juga sumber ber-riya. Zaman termudah menemukan belahan dada. Zaman tersusah bertemu belahan jiwa. Semua sibuk menunduk pada telepon genggam. Lupa tegur, senyum, sapa, salam.
Aku normal. Aku juga suka melihatnya. Naluri laki-laki namanya. Macam sepertinya, cuma enak dinikmati, tidak lezat untuk sehidup semati. Lemah sekali pengetahuannya tentang seksi. Kau tidak mengenyangkan seperti seksi konsumsi.
Dunia maya. Sumber berita juga sumber ber-riya. Zaman termudah menemukan belahan dada. Zaman tersusah bertemu belahan jiwa. Semua sibuk menunduk pada telepon genggam. Lupa tegur, senyum, sapa, salam.
Mantap puisinya..made in anak online ini mas
BalasHapusMakasih mba.. Maklumlah dunia maya
BalasHapusBagus puisinya mas, menohok, lugas dan menarik. Saya suka...
BalasHapusSalam dari Dompu.
Terima kasih ya kak. Syukur kalo suka :)
BalasHapus