Temanku. Temanku ternyata banyak. Mulai dari manusia, sampai mahluk lain spesies juga. Mereka punya banyak rasa. Banyak karya. Banyak gaya. Dan pula banyak yang pacaran sama tetangga. Aku menyayangi mereka. Sebagai teman. Tidak lebih. Kecuali teman tapi mesra. Lumayan.
Temanku. Kadang suka tersirat di benak, kenapa mereka ditakdirkan bertemu aku? Mengenalku. Meminjam uangku. Ini takdir yang keren menurutku. Termasuk bisa berteman dengan si Uud sewaktu sekolah dulu. Namanya pendek. Uud. Cuma itu. Jelas bukan singkatan peraturan negara. Dia seseorang yang kadang nama buku-bukunya ku namai dengan Uud Permatasari. Agar panjang maksudku. Walau dia lelaki. "Uud, semoga kau ingat bahwa dulu ada gambar Titit di mejamu. Yang tentu disuruh dihapus oleh Bu Ratu. Dan itu hasil karyamu".
Temanku. Banyak rupanya. Ada yang matanya dua. Ada pula yang kakinya dua. Dan itu normal. Aku bahagia bisa mengenal mereka. Banyak warna. Ada yang jahat, ada yang baik. Manusiawilah. Termasuk si Eri. Bukan nama samaran. Ini bukan aib, melainkan prestasi membanggakan. Eri si Macan kampus yang memakan banyak korban. Adik-adik angkatan ada beberapa yang menjadi tawanan. Tapi kenapa ya Eri gak jadian sama Mang Jamid sang kepala Security? Padahal mereka terlihat serasi. Banyak kesamaan yang alami. Sama-sama lelaki. Dan semoga si Eri gak baca ini.
Temanku. Begitulah beberapa dari mereka. Semua punya khasnya sendiri. Mereka tetap keren dengan caranya sendiri. Iya lah, dengan siapapun aku bisa berteman. Tidak satu pilihan. Kecuali untuk urusan cinta dan pernikahan. Tipikal lelaki setia kan?
Teman. Apa kabar kalian? Semoga semua dalam lindungan Tuhan. Penuh cinta dan hidup menyenangkan.
Temanku. Kadang suka tersirat di benak, kenapa mereka ditakdirkan bertemu aku? Mengenalku. Meminjam uangku. Ini takdir yang keren menurutku. Termasuk bisa berteman dengan si Uud sewaktu sekolah dulu. Namanya pendek. Uud. Cuma itu. Jelas bukan singkatan peraturan negara. Dia seseorang yang kadang nama buku-bukunya ku namai dengan Uud Permatasari. Agar panjang maksudku. Walau dia lelaki. "Uud, semoga kau ingat bahwa dulu ada gambar Titit di mejamu. Yang tentu disuruh dihapus oleh Bu Ratu. Dan itu hasil karyamu".
Temanku. Banyak rupanya. Ada yang matanya dua. Ada pula yang kakinya dua. Dan itu normal. Aku bahagia bisa mengenal mereka. Banyak warna. Ada yang jahat, ada yang baik. Manusiawilah. Termasuk si Eri. Bukan nama samaran. Ini bukan aib, melainkan prestasi membanggakan. Eri si Macan kampus yang memakan banyak korban. Adik-adik angkatan ada beberapa yang menjadi tawanan. Tapi kenapa ya Eri gak jadian sama Mang Jamid sang kepala Security? Padahal mereka terlihat serasi. Banyak kesamaan yang alami. Sama-sama lelaki. Dan semoga si Eri gak baca ini.
Temanku. Begitulah beberapa dari mereka. Semua punya khasnya sendiri. Mereka tetap keren dengan caranya sendiri. Iya lah, dengan siapapun aku bisa berteman. Tidak satu pilihan. Kecuali untuk urusan cinta dan pernikahan. Tipikal lelaki setia kan?
Teman. Apa kabar kalian? Semoga semua dalam lindungan Tuhan. Penuh cinta dan hidup menyenangkan.
Banyak juga nggak yang suka nikung? Wkwkwkwk #TrueStoryOfManusiawi
BalasHapusSetiap ada jalan, pasti ada tikungan. Jadi pastiin aja kalo kamu ga bikin jalannya.
BalasHapushahahaha...kocak, keren.. macam afrizal malna saja..
BalasHapuseh pithencantropus itu kalau gak salah jenis manusia purba ya
BalasHapusHehe iya kak
BalasHapusHahaha makasih ya
BalasHapusManusia purba tipe apa nih ?
BalasHapusTipe Android kak :))
BalasHapuswaduh
BalasHapus