Wanita, mawar dan belati Terhunus nasib, mengusung pedih Bahkan ketika Martabak coklat keju genit memanggil nafsu, kami tersuguhkan kepalan nasi dan batu Wanita, mawar dan belati Kami yg berdahak, selalu serak karena rindu Tertusuk dada kiri Menembus jantung Terluka hati Terkentut-kentut lalu lari Lalu kentut lagi, Sampai lupa, lalu kentut lagi