Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Pithecantropus Mamalovius

Dear anakku Ini ibumu. Oh ya ini tanggal 22 Desember. Seluruh dunia mengatakan ini adalah hariku. Semua merayakannya. Lebih ramai dirayakan di media sosial sih sebenarnya. Hey anakku Dengarkan Ibu. Aku tidak meminta kau menjadi apa yang aku mau. Semua yang kau inginkan lakukanlah. Asal baik dan tidak kriminal, ibu pasti mendo'akannya. Ini Ibu. Ibu sekarang sudah tua. Sudah tidak bisa pacaran lagi karena Ibu sudah jadi hak milik Bapak dan kamu. Ibu selalu berharap kau jadi orang yang berguna setiap harinya. Untuk keluarga, bangsa dan dunia. Anakku Jangan kau gusar soal masa depan. Mungkin nanti hidupmu tidak mewah, kendaraanmu biasa saja, rumahmu kecil, tidak ada AC untuk menyejukkanmu saat kau tidur, asal kau bahagia dengan semua itu, ibu akan selalu membanggakanmu. Do'a ibu akan selalu mengiringi ditiap mimpi-mimpimu. Anakku, ini Ibumu Sekali-sekali bawalah pacarmu. Kenalkan pada ibu. Siapa tahu Ibu cocok. Terima kasih ya Nak, pada hari ini kau mengucapkan hari Ibu. Asal kau t...

Pithecantropus Decemberries

Desember. Seperti biasa bersama gitar dan bingung mau nyanyi apa. Gitarnya dipeluk, senarnya dielus, suaranya cuma 'tiiinggg..donggg..diiinggg". Seperti bel yang berisik dikepalaku. Desember. Seperti biasa bersama hujan dan teh susu. Eh ada juga kue bolu. Dibuat oleh ibu, dimakan olehku. Bukti kerjasama yang kompak. Sama seperti saat beliau dengan ayah dalam proses membuatku. Desember. Aku menulis ini sambil mendengar L'Arc En Ciel - Hitomi No Junin. Hidup dimatamu bahasa Indonesianya. Lagu favoritku. Apa kau tahu bagaimana rasanya jadi aku? Aku yang tidurnya lebih pendek dari mimpinya. Melelahkan. Desember. Sampai jumpa disana. Di Atlantis. Ditempat aku berasal. Jangan tanya apakah itu ada? Kukira, agar kepalamu damai, lebih baik tidak memikirkannya. Jangan cemas. Ini hanyalah awal. Dari cita dan cinta. Desember akan cantik jika kita membuatnya begitu.

Pithecantropus Chupangusis

Aku suka bertanya pada teman yang marah kalau aku panggil Monyet, "Apa kau tahu cinta itu terbuat dari apa?", dia menjawab "tidak tahu". Sesungguhnya aku menyuruhnya bilang begitu. Ternyata cinta terbuat dari pandangan mata, rekam di kepala, merasa di jiwa, jatuhnya bahagia, sakitnya membuat nagih. Aku mengalami Dejavu. Bagaimana aku tahu? Saat ini aku merindukanmu sama seperti hari kemarin. Kamu adalah bagian paling mengesankan saat hujan. Merindukanmu, tak pernah sebasah ini. Tak akan ada sia-sia. Mengenangmu, bagiku, seperti saat pertama belajar mengendarai sepeda. Sasha si ikan Cupang, terciduk gayung dan hanyut ke septic tank oleh oknum di kamar mandi. Selamat jalan sayang.

Pithecantropus Nuliznaonijh

Iya inilah aku. Manusia. Sedang bingung mau nulis tentang apa. Padahal hasrat menggebu ingin banyak curahkan kata. Sudah kutulis tadi "Bagaimanapun aku bersembunyi, Tuhan menemukanku. Juga bauku tercium olehnya yang kurindu". Lalu aku hapus lagi. Tidak jadi menulis itu. Tiba-tiba ada pesan masuk di telepon genggamku. Baca sebentar, tidak aku balas. Balik lagi mau nulis tetap saja belum tahu mau nulis apa. Lalu aku paksakan saja dengan menulis "Aku adalah manusia yang lancang meminta izin pada bulan malam ini untuk memelukmu". Kutulis begitu. Lalu diam beberapa saat. Mau kuteruskan, namun seolah hilang kata-kata. Ya sudah aku hapus juga, dan memutuskan untuk menghilang dari mata-mata.

Pithecantropus Novemblonck

Jangan bergerak!!! Waspada, sebentar lagi aku akan merindukanmu. Kalau kau geser sedikit saja, nanti bisa salah tembak. Ah, rindu selalu mengganggu. November baru dimulai, kerajaan cinta datang menyerang jantungku. Jangan bergerak sayang. Tunggulah aku. November, aku tuh apa ya? Niat ngetik hari, pas diketik hati.

Pithecantropus Peenes

Ayah kenapa aku tak boleh naik pohon Pisang? Ya sudah ayah, jadikan aku PNS Kerjanya sedikit, santainya banyak Enak, dalam sebulan dapat pisang satu karung hasil gajihan Jadikan aku PNS ayah Kalau tak sanggup melihatku susah payah mendaki bukit Susuri curam tebing, blepotan masuk comberan Pakaikan aku seragam! Jadikan aku PNS ayah Buatlah aku menderita dengan melakukan hal yang tidak aku cinta Dapat Gaji yang besar dan tunjangan akhir masa Pergi siang, pulang masih siang Jadikan aku PNS ayah Agar rambutku lebih klimis Agar istriku ibu-ibu hedonis Agar lupa caranya kritis Jadikan aku PNS ayah PNS: Pengangguran Namun Sentosa

Pithecantropus Oktomorphosis

Oktober Waktu itu kita masih jadi sepasang merpati. Kamu suka terbang mengajakku kencan. Jalan-jalan. Hinggap dirumah pak sofyan dan buang air sembarangan. Aku suka bertanya pada diriku sendiri, kenapa kita jadi merpati? Padahal masih banyak jenis burung lain yang lebih eksotis. Burung cendrawasih, atau burung yang bersemayam di dalam celana. Ah itu mauku. Saat itu aku hanya mengikuti keinginanmu. Di Oktober yang lalu ketika cinta begitu megah membius kita. Begitu mesra hingga lupa akan dosa. Di oktober ini aku kembali menjadi Kuda Nil. Terserahlah ini mauku. Aku tidak perlu repot lagi terbang dan hinggap hanya karena nafsu. Masih banyak hal selain cinta yang akan menjemputku. Di oktober ini, pada saat aku memandang lebih luas, terus berusaha menjadi pelangi pada awan seseorang.

Pithecantropus Septembrenck

Masa lalu. Masa dimana 10 menit yang lalu kuhabiskan waktu di jamban buang kotoran. Sambil melamun tentang masa yang lampau. Ada lukanya, ada sukanya. Berimbanglah. Dengan begitu hidupku jadi indah. Sehingga aku tak khawatir tentang apa yang aku buang dengan tidak mengharapkannya kembali. Begitu juga soal cinta. Ikhlas. Masa depan. Masa depan salah satunya adalah aku berniat ini minum tolak angin cair. Kenapa? Tidak apa-apa. Hanya sedang kemasukan angin. Mungkin terlalu banyak mangap. Entah karena anginnya menyelundup ketika aku tidur. September siangnya panas. Panas yang membuat badan ranggas jadi tambah lemas. September malam anginnya dingin. Berselimut membentengi angin. Anginnya tak masuk, rindunya malah merasuk. Jancuk!

Pithecantropus Agnezmous

Sewaktu sore, kala matahari perlahan mau tenggelam, anginnya sejuk, janjian sama Agnes yang bersedia diwawancara di sebuah kafe. Terlihat dari jauh, Agnes pake kemeja putih, dan rok hitam, yang langsung saya samperi. X : Punten Nes, udah lama nunggu? Y : Ngga A, barusan Agnes sampe, tadi sempet ngelamar kerja dulu di kafe ini. X : Wah keren, mau minum apa? Y : Air aja. Dikasi teh, gula, dan susu kayaknya bagus. Saya pun memesan minuman, dan tidak lama kemudian kami pun langsung pada pokok pembicaraan. X : Nes, gimana, sibuk apa sekarang? Y : Biasa A. Masih keliling aja ngelamar kerjaan. Bawa berkas, surat lamaran, ijazah, sambil iseng aja, disela-sela kesibukkan rekaman. X : Emang mau kerja kayak gimana? Y : Agnes pengen kerja ditempat dan bidang yang Agnes kuasai A. Percuma kayaknya Agnes kuliah kalo ternyata kerja ditempat yg bukan dasar keilmuan Agnes. Pernah ditawarin jadi pegawai Bank, PNS, staf admin, Agnes tolak semua. Rasanya terzolimi kalo bakat dan keilmuan Agnes ngga kepake....

Pithecantropus Jrengeteh

Dalam cangkirnya, ia menadah tumpah do'a semalam yang dipanjatkan. Diaduk tehnya  makin pelan. Tanda ia tenggelam dalam pemikiran. Pada senarnya ada karat kuning keemasan. Denting nada mulai sumbang. Nyanyi tembang kerinduan tak bertuan. Gitarnya bolong. Sama seperti hatinya yang sedang lowong. Dalam cangkirnya memantul sinar rembulan. Sekali sruput, dia batuk. Sesekali melamun, dia ditampar nyamuk. Cinta yang berkah adalah ketika berpisah dengan pacar yang bedebah. Pada senarnya ada banyak nada berbeda. Ketika melagu, disatukannya sunyi dan cinta. Baru juga satu bait, dia sudah lupa. Lebih banyak na na na na pada lagunya. Selamat malam gitar. Selamat malam teh manis. Semoga cita dan cinta berjalan sejajar. Semoga semuanya berjalan statis.

Pithecantropus Augusflus

Baru saja kemarin kita bertemu Sudah lama semenjak kamu pinjam uangku Lama ih, terakhir kita berciuman Sekarang kita kembali bermusuhan Dibawah naungan warung Bu Haji Emay Duduk berdua lampiaskan rindu Kau tanya padaku "Apakah kamu mau makan sukro?" Tentu saja aku mau asal disuapi kamu Aaahh.. Manjanya Agustus dimulai dengan flu Bersin sekali saja aku suka menyebut namamu "Haatchiimm... I miss you to", begitu kataku "Alhamdulillahirobbilalamin", jawab ibu Dear Agustus Pasti banyak Agus yang ulang tahun bulan ini Aku mah maunya mengulang rindu dengan ketemu kamu

Pithecantropus Dongengius

Dahulu, ada seekor monyet. Monyet itu memikul karung berisi pisang. Dalam perjalanannya pulang dia bertemu kuda. Lalu si kuda bertanya "Hei nyet, apa itu yang didalam karung?", tanyanya penasaran. Monyet dengan santai menjawab, "ah ini mah cuma pisang kud" jawabnya. Lalu. Kuda: Ah saya gak percaya ah... Monyet: Kalau mau tau, jilatin dulu pantat saya. Si kuda pun jilatin pantat si monyet. Dan dibuka karungnya, "tuh...pisang kan?", kata si monyet. "Eh iya bener...". Jawab si kuda. Yang setelah itu si monyet beresin bawaan dan melanjutkan perjalanan pulangnya. Sedikit lagi sampai rumah, si monyet dicegat si kancil. Dan sama bertanya tentang isi karung yang dibawa si monyet. Si monyet juga bersabda hal yang sama seperti yang dikatakannya ke si kuda pada si kancil kalau isinya cuma pisang. "Mau lihat? Jilatin dulu pantat saya", kata si monyet. Si kancil pun menjilati pantat si monyet. Setelah beberapa jilatan asin rasa pantat si monyet, akh...

Pithecantropus Julylovewish

Ah cinta. Kalau saja aku boleh meminta, maka pertemukan aku dengan yang pandai memberi dan ikhlas menerima. Ah cinta. Kalau boleh bertanya, sepotong roti dan segelas susu sebelum kau tidur, apakah belum cukup hingga kau meminta baju dan madu? Ah cinta. Ini masih Juli, kenapa kau bergegas menuju Februari hanya karena disana lebih memujamu? Ah cinta. Jika ada, dia adalah seorang preman pasar yang berlumuran lumpur, berhati malaikat dan bersenyum surga. Ah cinta. Boleh aku meminta lagi? Kalau boleh, aku minta yang sederhana dalam kepribadian, namun kaya dalam pemikiran. Ah cinta. Dia pasti seseorang yang membuat jatuh cinta setiap harinya. Bahunya laksana dermaga. Peluknya peluntur dahaga. Ah cinta. Siapa sih kamu? Setiap hari bertemu, setiap menit dan jam dikirimi pesan olehmu, hatiku deg-degan digenjot rindu. Ah cinta. Semoga nanti dipertemukan. Terserah, walau beda kendaraan. Yang penting satu tujuan. Ah cinta. Sekian dulu.

Pithecantropus Pilpresius

PILPRES INDONESIA 2057 Indonesia. Merdeka sejak tahun 1945. Pas Jepang pulang kandang ketika Amerika menjatuhi bom atom di Nagasaki - Hiroshima. Semenjak itu, setiap 5 tahun sekali atau ketika dianggap sudah tidak mumpuni, Presiden sebagai pemimpin negara silih berganti. Soekarno sebagai Presiden pertama negara Indonesia. Saat itu aku belum lahir. Ayah-ibuku juga sama. Bagaimana aku tahu? Karena di KTP mereka tidak tercantum tahun segitu. Mungkin Kakekku atau buyutku. Sudah hidup di zaman itu. Gimana ya rasanya? Saat dijajah Belanda. Lalu Jepang. Pasti sangat susah. Karena 2 negara penjajah itu merepotkan warga negara Indonesia saat itu. Pribumi disuruh kerja tanam paksa. Rodi pas zaman kolonial Belanda. Romusha ketika masa pendudukan Jepang. Kakek. Buyut. Pahlawan. Terima kasih jasa perjuanganmu. Mengusir penjajah agar supaya pada masa kini, kami hanya tinggal tahu makan saja. Sekarang semua berlalu begitu saja. Sampai detik-detik kepemimpinan Suseno Bambang Yubambang pada tahun 2057 ...

Pithecantropus Ramadhanius

Saat pagi kami tak boleh sarapan. Minum susu atau pun minum air putih. Siang dan sore juga tak boleh makan dan minum. Karena apa? Karena kami sedang beribadah. Ya. Kami yang islami beribadah di bulan suci ini. Bulan penuh berkah, penuh dengan anak-anak yang nyalain petasan sewaktu malam. Ramadhan. Bulan seribu bulan. Bulan penuh ampunan dan keberkahan. Menahan haus dan dahaga sampai waktu terbenam itu diwajibkan. Kecuali kamu sakit, atau perempuan yang sedang menstruasi. Kasian. Hingga akhir kemenangan kita berjuang. Melawan nafsu godaan setan. Konon katanya setan dipenjara sewaktu malam. Dan berkeliaran sewaktu siang. Pantesan di tivi tidak ada acara hantu-hantuan. Diganti risalah atau cerita hiburan seputar islam. Semua akan berakhir dalam satu bulan. Hingga takbiran. Takbiran yang suka macetin jalan. Karena merayakannya tidak di masjid sekarang. Ramadhan. Jadikan kami muslim yang sempurna. Lewat puasa, lewat ibadah. Banyak dosa sebelum ini. Mohon Tuhan maafkan kami.

Pithecantropus Vitalinus

Seketika itu di tanggal 19 dan malam. Anginnya pelan lalu ada gerimisnya juga. Dia berkata "Aku tak mau membebanimu. Karena aku butuh lebih dari lelaki yang sederhana. Yang bisa mewujudkan gairah dan hasrat hedon-ku. Aku gak bisa jalan beriringan denganmu. Maaf". Lalu diselesaikan dengan aku minum susu. Sama makan keripik pisang yang aku curi dari warung mami juga sih. Semoga terselesaikan juga dengan lagu yang romantis dan mimpi yang manis. Dia menghirup oksigen bumi dengan standar hidup yang tinggi. Banyak keinginan dan kebutuhan untuk memenuhi gengsi. Gak sadar dengan keadaan minim keluarga dan diri sendiri. Yah, maklumlah otak dan hatinya hanya sebesar Kwaci. Dalam hitungan hari dan beberapa minggu ke depan, aku pasti dapat kabar kalau dia sedang jalan sama Monyet barunya yang tajir dan klimis. Yang suka pajang fotonya di sosial media dengan pakai kacamata didalam kendaraannya. Begitu yang dia mau. Kukira dia begitu karena itu yang maunya. Menyejahterakan dirinya dengan b...

Pithecantropus Remedialis

Hari yg rumit. Mood dihantam turun-naik. Semoga terselesaikan oleh lagu yg romantis, tidur yang manis, dan mimpi yang praktis. Esok akan kumulai lagi. Mengguncang dunia, bersembunyi di tempat damai yang bahagia walau sederhana. ; Selamat malam hujan

Pithecantropus Heyjune

Hey June Kenapa aku bingung? Ketika hati merasa tidak dihargai Kumakan saja opak karena itu enak Hey June Apakah kau baik-baik saja? Apakah kita mendayung dalam sampan yang sama? Apakah aku Leonardo di Caprio yang memelukmu dianjungan kapal? Hey June Sini deh duduk disebelahku Damaikan? Iyalah tentu begitu Istirahatlah disini Silakan sandarkan perahu   gelisahmu

Pithecantropus Protectos

Lindungilah kami yang mulia Yang barusan dihantam badai masuk angin Setelah mengukur nasib mencari rezeki Esok kami coba lagi, berkahilah kami Lindungilah kami yang mulia Menantang matahari mengadu aji Dekap kami dalam hangat cinta Cinta yang bisa berubah menjadi Love jika orang Inggris mengatakannya Lindungi kami yang mulia Ibuku sudah tua, ayahku juga sama Karena sudah tidak remaja sejak dinikahkan cinta Kuatkan kami anaknya untuk membahagiakan mereka Lindungi kami yang mulia Kami akan menaklukan dunia Ongkosnya cukup do'a kedua orang tua Makan-minumnya cukup yang biasa dimakan manusia, dan enak tentunya Lindungi kami yang mulia Bersamamu kami merasa digdaya adikuasa

Pithecantropus Gitarilovensis

Gitarku bentuknya normal. Senarnya kalau dipetik masih merdu. Kalau digenjreng suka dimarahin Ibu. Berisik katanya. Teh hangat sudah manis. Gitar sudah dipeluk. Siap-siap nyanyi. Lagu apa? Lagu rindulaaah. Tapi lagu siapa belum tahu. Banyak lagu yang kuhafal tetapi tidak semua yang sesuai denganmu. Sesulit menebak rute pemikiranmu. Saat ini aku bernyanyi lagu cinta. Begini liriknya, "Na na na na na na na na na...". Kamu hafalkan? Ciptaanku terbaru untuk menempuh level terbaru dalam mencintaimu. Semoga kau suka. Karena kalau kau tidak, maka liriknya akan ku ganti, "No no no no no no no...". Terserah aku saja. Karena aku yang mencipta. Gitar dan cinta. Satu cangkir teh manis hangat diperaduan. Hari yang berdesing pusing. Setiap kali melihatmu adalah jatuh cinta untuk beribu kalinya. Mencintaimu adalah lagu yang paling merdu. Tanpa nada, tanpa syair, tanpa alasan, aku menyayangimu.

Pithecantropus Meirainicus

Selamat sore kekasih. Hujan juga kah ditempatmu sana? Disini hujan, kecil-kecil tapi banyak. Membuat basah kalau dikenainya. Kamu suka hujan? Aku suka. Kamu tidak? Soal kamu suka atau tidak itu urusan selera. Pernah sewaktu kecil aku disuruh Ibu beli gula. Saat itu hujan. Kupakai alat mutakhir penemuan hebat peradaban manusia pada era teknologi. Payung namanya. Yang suka dipakai Sarimin kalau pergi ke kota. Hujan, aku rindu. Duduk bersebelahan dengannya sewaktu risau, dan pelukan darinya adalah pendamai perang di hati juga kepala. Kamu tahu rasanya? Syukurlah kalau tahu. Kalau belum tahu, silakan dicari tahu. Iya. Aku manusia. Bisa ketawa dan sedih juga. Hujan, titip salam padanya. Aku cuma angin. Angin yang suka masuk ke badan dan membuat dia kerokan. Aku rindu. Cuma itu. Soal yang lain hal, nanti dibahas sewaktu ketemu.

Pithecantropus Apriliokevinus

Kasihan dia. April baru saja mulai, cakepnya sudah hilang disedot nyamuk. Mukanya yang lonjong tiba-tiba dibubuhi jerawat dan senyum yang kecut. Sedikit-sedikit merengut. Sedikit-sedikit merengut. Dalam gelisah malam dia duduk sendirian disiuli Jangkrik di sebuah warung nasi uduk. Priilll... Apriiiillll... Menulis sedang seret. Banyak kalimat yang mau aku tulis malah jadi macet. Nulis sedikit, mampet. Nulis sedikit, mampet. Riuh hati dan kepala sama-sama sedang pucet. Habis ditulis, Aprilnya jadi mumet.

Pithecantropus Marethology

Aku turun ke bumi suatu subuh di hari Minggu Untuk melengkapi kebahagiaan keluargaku Ada suara Adzan di telingaku? Suara siapa itu? Oh, dia Ayahku Payudara siapa yang memberiku makan ini? Payudara kamu kah? Apa punya Ayahku? Eh, iya tentu saja payudara Ibu Yang sekarang aku lupa rasa air susunya Sekarang aku sudah besar Bisa makan, minum, sendiri dan juga pacaran Tentu saja Ayah dan Ibu juga tahu Ketika mereka pusing karena aku minta uang Maret, Bulannya ada 30 Berupa hari dan Angka Minggu libur karena tanggal merah Bulan lahirku, berkat perbuatan nakal Ayah dan Ibu

Pithecantropus Kalaparans

Februari bakal berubah dalam beberapa hari Senyum simpulnya menutupi hati dan kepala yg mobat-mabit Sebelum Februari menggulung tikar, dia keramas dibawa hujan Keramasi kepalanya yang berisik digebuk angan Kasihan dia, sampai lupa ganti celana Februari yg cantik, beri kami sepotong puisi Biar tidak kalap di malam hari Menentramkan tidur, anyep-anyep diselimuti mimpi.

Pithecantropus Kupukupustaneis

Kemari kamu kupu-kupu Diam disitu, jangan disana Ramai orang gila Gila mengurusi isi celananya Lihat kebunku penuh dengan bunga Ada yang putih dan ada yang merah Setiap hari bapakku siram semua Mawar, melati, aku sibuk nonton tivi saja Tak dung dung, tak dung dung Musik pukul dihantam sembilu Hujan tengah malam Dung dung tak, dung dung tak Pikirannya mendung, kepalanya jadi botak Kupu-kupu, ayo kita pok ame-ame Jangan ajak si Belalang Dia sedang sibuk pok ame-ame sendirian Kesini, dekat denganku Aku suapi kau kasih sayang

Pithecantropus Insomniacus

Oh malam Aku mau ngantuk dan tidur Mau ketemu sama bidadariku Katanya dia sedang tidak memakai baju Rugi kan kalau tak ketemu? Sial Aku juga mau teruskan mimpi kemarin Baru sampai setengah karena dibangunkan tukang jamu Teriakannya merdu seperti si Fathin Shidqia Lubis itu panjangannya Dan pasti sudah pada tahu Insomnia Begini jadinya jika kau kubalik, "ainmosni" Begini jika huruf N-nya hilang, "isomia" Beginilah rasanya rindu? Ingin cepat ngantuk dan tidur Agar besok cepat ketemu tukang jamu

Pithecantropus Rachmicus

Dia besar, bulat dan indah Kakinya juga besar, juga telinga Tapi lebih besar lagi kandangnya Makannya banyak menyesuaikan ukuran badannya Hih! Merepotkan Jika ia berjalan, bunga-bunga beterbangan Sepoi angin mengusap pundaknya Burung-burung jadi berisik karena ulahnya Suaranya membangunkan Mang Jamal yang tidur di saung Ibu, berikan iya kepadaku Akan kujaga ia seperti kau mengurusku Kucinta dia, seperti kau mencintaiku Biarkan aku naik Gajah lagi Bu! Pergi bersamanya mengambil bulan Mengambilkan belanjaanmu

Pithecantropus Februalis

Apakah kau mendengar suaraku? Tadi aku mengaduh peluh Meneriakkan memanggil namamu "Mang Ujang, ieu piring na....!!!" Begitu kataku pakai bahasa sunda Ketika selesai kuhabiskan nasi goreng buatanmu Disuatu malam, tepat ketika kau hampiri langgananmu yang lainnya Hujan jatuh diawal Februari Cantik, seperti permainan Lionel Messi Apa kabarnya aku? Baik-baik sajakah aku? Aku bertanya pada aku Ku jawab pertanyaan itu Biar tidak mubadzir Dan juga agar dokter tidak mendahului bertanya seperti itu Aaah Februari.... Bulannya baru muncul, tekanannya sudah berkarat Tuhan, bantu aku! Kita dialog sekarang juga Saat aku mendirikan Sholat Ataupun sedang mengingatMu

Pithecantropus Janunhympadora

Ada asap, ada api Ada rindu, ada sakit hati Januari merangsang perasaan Jatuh terjerembab dalam kasur apek dengan bimbang Cucian celana dalam terbang oleh angin di jemuran Hatiku berkata, apakah dia mengingatku walau sekali saja? Sendiri menapaki gelap hitam malam Hatiku tidak sedang benderang Januari datang kembali dengan dinginnya Membawa hujan dan rindu untuk tercinta Ada perjumpaan, ada perpisahan Dan yang terburuk dari itu kita saling melupakan