Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Pithecantropus Octoblues

Oktober. Barusan aku putuskan untuk menyeduh jamu kuat. Jamu yang disimpan dalam lemari ukuran sedang. Sebagai pengganti medis yang kimiawi. Sebagai bukti cinta dalam negeri. Jamu kuat dianiaya cap nyonya minul. Ampuh mengatasi ketidakmampuan cinta yang cuma bermodal dengkul. Oktober. Bulan sepuluh sebelum sebelas dan setelah sembilan. Menanak nasi pada sewaktu siang. Menghidangkan makanan untuk kasih yang kelaparan. Rindu saja tak akan cukup mengenyangkan. Melintas kenangan yang dijejer rapi. Memori denganmu mewarnai dunia lewat perbuatan mesum. Oktober. Baik-baiklah kepada kami. Kami yang benjol dihantam hujan pikiran sedari September. Menjahit mimpi, memintal harapan. Hidup terasa miring sebelah ketika tidur salah bantal. Baik-baiklah kepada kami. Kami yang berdo'a agar Oktober ditutup dengan mesra.

PRODUKSI KAOS SATUAN & LUSINAN

PRODUKSI KAOS SATUAN & LUSINAN - Bahan Kaos Katun 20s & 30s - Cat Sablon Rubber - Kirim desain dengan format AI, CDR, JPEG, atau PNG - Bisa pilih warna kaos - Sablon 2 sisi + IDR 5.000 - Lengan Panjang + IDR 10.000 - Estimasi barang jadi 2- 10 hari kerja Setiap kaos atau desain yang dibuat tidak akan diproduksi ulang karena hak cipta milik pemesan Order : WhatsApp 087773704032 BBM D669073E

Pithecantropus Lambonginus

Malam di tempatku, terbuat dari nyeri lambung dan gitar yang merdu. Setelah ini mungkin aku akan buat malam lebih faktual. Tentang mimpi yang emosional. Tentang cinta yang konseptual. Jangan bergerak. Rindu sedang bergerak. Lebih lengkap. Lebih dekat. Dalam porsi yang lebih akurat. Lebih besar dari ukuran pemahaman. Lebih luas dari peluk dan pengakuan. Malam ini, malam seperti biasanya, malam ketika mamang mie tek-tek kembali berkeliaran, dan pada sudut yang lain, aku sedang memikirkanmu. Memikirkan adonan yang cocok untuk memilikimu. Dengan kata lain aku ingin berdua menikmati hampa. Kasih, dekatkanlah telingamu. Biar semua terbisik dengan jelas. Berbagi suara kentut dengan intim. Aku tahu kamu tak akan rela. Rela jika aku masuk angin.

Pithecantropus Septhermos

Bulan apa ini? Ternyata september. Bulan yang terserat di sembilan wajah almenak. Bulan yang amat ramai oleh hajat. Sembilan bulan sudah berlalu. Hampir sampai ke tahun baru. Hai september, dengarkanlah apa yang ku mau. September. Lihatlah. Perlengkapan rindu sudah siap dideru. Hujan dan mati lampu. Suasana yang tepat bertemu kamu. Menggenggam tanganmu. Menyeka rambut yang terurai wajahmu. Aku dan kamu bertatap peluk. Mendekap lebih hangat dari nasi uduk mak Acung sewaktu subuh. Detak jantung saling memacu. Darah tak lagi membeku. Membiarkan ruang kosong terisi penuh. Oleh dirimu. Dengan cintamu. September. Aku ingin membentukmu lebih artistik. Walau kau dan aku sedang sama-sama pelik. Walau jauh dari hal romantik. Menuang air hangat pada cangkir, ditabuhi jamu rematik. Ya tuhan, kita sudah tua. Ada rasa malumu untuk katakan rindu yang terlalu lama kau kasbon. Rasa maluku, ternyata ibukotanya ambon. Cinta, kenapa kita terpisah? Itu karena, bagian training sebelum berumah tangga. Septem...

Pithecantropus Boringus

Ketika terasa menyebalkan. Ketika semua terasa memuakkan. Dan ketika tiada satu pun yang bisa diandalkan. Lebih baik kuputuskan untuk masak nasi goreng. Nasi yang sudah ditanak lalu digoreng. Pakai bumbu dan kecap agar warna berubah agak cokelat. Salah satu warna yang kusuka ketika kamu tidak membuat warna yang cantik dalam suramnya hari yang berat. Maksud hati ingin menulis rindu yang mengikis. Maksud hati ingin ceritakan cinta yang manis. Namun apa daya, perasaan dan logika seperti tahi ayam dan kue lapis. Yang satu ingin meringis, yang satu kukuh realistis.  Angin berubah dingin. Layar terkembang menuntun jalan ke pelabuhan. Banyak hal yang diingin. Dayung bergerak, perahu menabrak tebing karang. Cinta, sudahlah aku menyerah saja. Rindumu ternyata tak sebanyak panggilan kerja. Lampu temaram di kampung gunung karang. Cahayanya redup, bagai bulan terhalang awan. Matamu sudah berbeda pandangan. Mataku sudah berada di perbatasan.

PARAWALI PANDEGLANG - BANTEN

Kaos fanbase Wali, grup band pop melayu asal Indonesia yang amat disayang oleh penggemarnya ini dibuat menggunakan cotton combed 30s dan Rubber Ink. Ada gajah dibalik batu, batunya hilang gajahnya datang. Barang siapa mau bikin kaos satu, maka disinilah tempatnya baaang. 😓

Pithecantropus Agoestinho

Agustus. Bulan yang kadang terasa tandus. Bulan yang terbuat dari rindu yang haus. Bulan yang tak perlu kau susah payah untuk dihapus. Biar semua berjalan dengan apa yang kita gerus. Nanti juga bulannya terlihat bagus. Bulan lahirnya si Agus. Agustus. Sepertinya aku harus mengubah arah sisiran rambutku. Meralat mimpiku. Mengganti do'aku. Serta menambah tujuan yang baru. Mungkin semua akan terjadi tidak sesuai standar prosedur pengharapan. Namun, kita selalu perlu memantapkan keyakinan. Tak banyak bicara. Cukup diam dan banyak berusaha. Bila gagal, maka ulang lagi. Ulang lagi. Ulang lagi. Sampai tukang bubur naik haji 100 kali. Agustus. Hujannya jarang-jarang. Rezekinya kadang-kadang. Cintanya panjang-panjang.

Pithecantropus Sambalicus

Saat aku melihatmu, aku yakin, kamu adalah sesuatu dari sesuatu yang membuat sesuatu. Wujudmu mungkin biasa saja. Warnamu biasa saja. Rasamu pun satu rasa. Biasa saja. Walau digerus, ditumbuk, digiling kejamnya waktu. Rasamu tetap sama. Warnamu tetap sama. Wujudmu sama saja. Sama seperti biasa. Menggoda, menaikan selera, dan amat sangat patut diidamkan ketika beku. Di lain kesempatan, aku menemukanmu berubah. Bermacam wujud, warna, dan bahkan rasa. Perasaan ragu mengalir dalam benak, seraya bertanya, "Apakah itu dia?... Kenapa tak serupa dengan yang dikira?". Dalam beberapa momen, aku mungkin melupakannya. Namun menemukanku sendiri. Aku sendiri. Yang sepi. Tanpa variasi. Tanpa modifikasi. Ciptaan orisinil situasi, pandangan dan jangkauan yang stagnasi. Lalu aku mencarimu. Maaf, karena harus begitu kalau rindu. Kamu semacam obat mujarab ketika diare mengganggu. Akhirnya. Dan ternyata. Kamu tidak biasa saja. Tidak sama saja. Banyak wujud, warna dan rasa, karena waktu membuat be...

DISCONNECT WEAR - BANTEN

Airpops kembali berkolaborasi dengan salah satu apparel di Banten, sebagai vendor brand mereka untuk menggarap ide, konsep, dan desain produk atau artikel terbaru dari Disconnect wear. Hal yang seperti ini sudah sering kami lakukan dengan membantu beberapa brand apparel sebagai tukang eksekusi. Jika kamu juga mau bekerja sama dengan kami, silahkan hubungi nomor telepon si Putri yang sudah lama hangus. Atau ke : Whatsapp : 087773704032 BBM : D669073E

DOODLE ART APPAREL - BANTEN

Kolaborasi dengan Doodle Art Apparel, sebuah clothing terkenal di Banten. Kami memproduksinya dengan penuh kegigihan sebagai sesama manusia.

BLACK RAMADHAN

Promo kaos yang berharga 50rb/pcs diborong habis hingga stoknya ludes juga. Black Ramadhan, akan dilanjut pada ramadhan tahun depan. Berikut hasil jepretan yg ada. Banyak yang gak kejepret ih.

GOOD THINGS - FIRHAN, BANTEN

Custom tshirt kak Firhan dari Banten yang dipesan melalui instagram kami @airpops13. Kaos yang konon katanya dipakai saat lebaran. Ngeri!

FOURPAT FAMILY GATHERING

Kaos raglan yang dikostumisasi untuk gathering ini dibuat menggunakan bahan cotton combed 30s, sablon cat rubber, dan dorongan cappucino yg nikmat.

PELATSAR - PERBAKIN BANTEN

Setelah melewati proses revisi, maka yang terjadi adalah perubahan warna pada gambar belakang kaos ini. Terima kasih PERBAKIN Banten atas kerjasamanya. Jangan tembak kami, karena kami sudah menembak diri sendiri. Hihihi

TELKOM AKSES - JAKARTA SELATAN

Kaos yang dipesan oleh kak Muzib terkirim dan diterima dengan menggunakan bantuan Allah SWT.

REUNI SAMAKTA 2017

Kaos yang dibuat untuk merayakan jumpa kawan semasa sekolah di SMAN 2 Pandeglang ini bisa membuat terkenang masa lalu, ketika masih mengenakan putih abu-abu, dan jajan kupat tahu.

Pithecantropus Julyenos

Bulan itu bersinar diantara ubun-ubun yang berasap digarang pikiran. Sinarnya terang bak kemilau wajah-wajah imut hasil editan. Menyerah, seperti kokok ayam ketika masih malam. Terlalu dini. Terlalu cepat untuk berpasrah diri. Lebih baik kulanjut minum teh. Ada gulanya. Ada semutnya juga. Biarin. Itu tambahan protein. Juli. Waktu berjalan begitu cepat. Baru saja selesai sholat, adzan datang dengan kilat. Yaelah, ternyata sholatnya telat. Seperti gadis muda yang hamil karena telat ngangkat. Tuhan, mungkin aku tidak tepat. Kukira kuat, ternyata belum hebat. Maklumlah, namanya juga belum cermat. Apabila waktu bisa ditukar kembali, akan aku tukar masa muda yang sedih dan salah pilih. Diralat, direvisi, atau direformasi. Meniti karir yang lebih rapi. Menata cinta yang lebih mesra. Namun yang lalu biarlah berlalu. Biar dilukis dalam kanvas keikhlasan. Tidak ada penyesalan. Ada kelegaan. Seperti rutinitas pengeluaran pada bilik jamban. Juli. Agar semuanya wangi dan bersih. Agar semuanya putih...

Pithecantropus Juniustupidus

Juni. Rasanya era kejayaan mulai memudar. Seperti alis tebal yg luntur terkena hujan besar. Hujan tengah malam yang selalu saja menentramkan. Kalau bagimu tidak, itu terserah kamu punya perasaan. Juni. Kadang cuacanya panas. Malam jadi gerah. Pagi, siang, sore juga. Namun harus tetap Alhamdulillah. Dan kalau pun editor memintaku menulis buku tentang cinta dan rindu, aku jamin tidak akan sebagus senyum kamu. Kamu adalah bulan Juni rasa bulan purnama. Sederhana saja kamu istimewa. Juni. Tengah malam. Kepalanya dipatuk oleh burung-burung yang lalu lalang. Sampai pitak dia. Bak diterjang pisau cukur yang gugup memangkas waktu.

Pithecantropus Burungius

Di bawah rimbunnya pohon pete tua, yang masih rajin berbuah, di halaman SD, melihat teman sedang memainkan burungnya. Dia memainkannya dengan seksama. Lalu dimandikan setelah puas fokus pada kegiatannya. Burungnya yang bagus menurutku. Walau ukurannya tak besar namun cukup menarik perhatian jika bulunya terlihat rapi.  Burung temanku memang lucu. Lebih lucu dari humor kamu tentang perbedaan warna kulit yang rasis. Burungnya menggemaskan. Begitu pasti katamu jika jadi suka saat melihatnya. Serasa ingin kamu genggam dan elus dengan lembut. Dan aku pun ikut mainin burung juga. Berbarengan dengannya. Berduet tapi dengan gaya yang berbeda. Oh burung... Kamu tak mungkin lepas. Kamu terikat kontrak dengan kami para lelaki yang suka memainkanmu. Eh juga perempuan yang mungkin turut menikmatimu. Disuatu hari, dibawah rimbun pepohonan, dalam kontes burung berkicau di perkampungan.

Pithecantropus Meicascus

Darrr. Petir menyambar. Malam ini sedang turun hujan. Kolam ikan, ember, kaleng bekas dan rindu pun jadi tergenang. Beginilah dini hari di bulan Mei. Waktu yang kadang tepat untuk merefleksi diri, rindu dan ronda menjaga bumi. Hey! Rindu juga universal bukan? Tidak hanya tentang kamu, kasih dan cinta saja. Bahkan ada saja yang rindu masa-masa dia saat sekolah. Bebaslah, kamu mau merindukan apa. Tak ada peraturan yang melarang walau kamu rindu sembarangan. Payah. Semuanya menutup mata. Pergi dihibur oleh bunga tidurnya. Dini hari adalah awal dari sebuah hari. Waktu yg terlalu dini untuk ngangon sapi. Keadaan yang sedang tumpang tindih. Pikiran yang sedang diblender mimpi. Semua cair dalam bentuk peluk kekasih. Di dini hari di bulan Mei. Jika kamu mau semua itu, jangan cari di online shop. Kamu tak akan menemukannya, karena mereka cuma menyediakan ongkir gratis dan barang yang jarang sesuai kebutuhan pokok. Mei. Membiarkan angin melintas disela-sela rambut. Musim mengganti awan putih...

Pithecantropus L'Socialmedianus

Setiap hari dan sebelum tidur, dia bergumul dengan akunnya. Menapaki kisah fakta & fiktif yang jor-joran digenjot para penghuni negara maya. Banyak denyut disana. Dari budaya, politik agama, atau drama cinta. Semua diserat dalam akun yg memikat.  Jika sudah begitu, waktu dzuhur pun bisa lewat, simpati menjadi langka, empati entah bagaimana. Didera waktu, ditundukan alat. Semua rasa bisa dinikmati tanpa ada rahasia. Menjual diri atau mencari-cari hati pun ada. Tapi kami butuh yang lebih nyata. Lebih bercahaya. Tapi semua berhak mengurus halamannya. Ditanam, dipupuk, disiram, dan memanen buah-buah kata. Delusinasi, eksplorasi, hingga ekspektasi, terpapar rapi. Jangan salahkan teknologi. Teknologi tak akan pernah mati. Teknologi membantu kamu yang sedang sepi. Aku rindu purba. Rindu yang lebih meletup ketika sukar berjumpa. Rindu yang hanya terobati dengan berpeluk atau bertatap mesra.

Pithecantropus Apriliseries

April. Semua sudah diserap seperti yang tersirat. Disekap dan diucap hingga tersadap. Mobat-mabit hati ini diembat. Apakah lebih baik bila aku tetap menyuarakan namamu? Baiklah, aku habisi dulu mie instan sebelum menjamah tentang kamu. Tentang nama-nama yang sudah terlanjur menjadi rindu. April. Kamu tiba seperti biasanya. Menggusur maret karena sudah keharusan. Dalam hisapan tembakau ini ada oksigen yang dibagi untuk kamu. Dalam isi dompet ini harusnya ada wajah kamu sebagai jimat pelindung hasrat laparku. Di tengah ramainya kota, aku bisa senang dubidubidudu. Di tengah ramainya kota, aku bisa bernyanyi shalalala. Tapi tunggu. Dalam kamar aku menemukanku yang sensitif. Sendiri dan menjadi konservatif. Dihajar pilu yang dubidupapapcuaptiwdidiwdidiw. Huff. Terkadang hidup ini terasa lebih sempit ketika kamu mengenakan kancut ukuran anak PAUD. April. Apa yang lebih baik dari jus gratis pemberian si rahmat? Ternyata jawabnya adalah peluk kamu ketika dunia terasa sedang runtuh. Kamu. Maafk...

Pithecantropus Mentalis

Angin bertiup dari selatan ke utara. Membawa kabar nasib yang belum saja berkecup mesra. Apa kabarmu? Bagaimana dengan korengmu? Sudahkah tak sebasah ketika kukatakan selamat berpisah? Pada setiap rindu yang belum kau kencani, aku katakan, selamat tidur sayang, semoga mimpimu nyaman. Hari demi hari berlalu. Dada semakin menggebu. Menumpah darah rindu, berdegup jantungnya syahdu. Mengingatmu mengecup keningku. Melunturkan runyam di kepala dan di dada. Dada, yang ternyata itu mana buah juga. Bermusim-musim sudah terlewati. Dari musim hujan hingga musim kecapi. Aku masih disini. Dari musim kawin hingga musim hujan lagi. Aku masih disini. Lama ini terasa sebentar jika amat dinikmati. Tangan tengadah meminta pada illahi. Merefleksi diri dengan secangkir kopi. Berarak-arak awan membimbing ke masa depan yang diharapkan. Berbekal semangat juang dan serantang makanan akan kulawan. Melawan semua ketidakpastian. Pedangku lebih panjang dari lidahmu yang berkata seakan kau jagoan. Aku tidak takut d...

Pithecantropus Marchongis

Dahulu kala, tidak lama-lama amat, tetapi cukup, telah turun ke dunia, seorang lelaki tampan mempesona. Buah hati karya kolaborasi ayah dan bundanya. Lelaki itu menangis yang disambut haru pada maret pagi di hari minggu. Dibubuhi nama dan do'a agar kelak menjadi anak yang berguna bagi siapa? Bagi semuanyalah. Anak yang saban hari mandi air hujan di halaman rumah tanpa busana. Anak yang polos tanpa malu ketika onderdilnya dipamerkan pada hajat sunat. Anak yang giginya rontok karena cokelat. Anak yang tumbuh menjadi pria karena sudah dewasa. Itu aku, anak mereka. Bukan anak-anak, karena sekarang sudah tua. Terus bertambah usia, tergerus waktu dengan berbagai aneka cerita. Maret, hujanmu masih menderu. Ibu-ibu kocar-kacir mengejar pakaian yang sedang dijemur. Hujan besar, hujan kecil, sama-sama hujan rindu. Kenangan berangsur muncul ketika hujan turun dengan makmur. Maret, izinkan aku berkata-kata. Dengar semua getar doa. Merayakan suka cita dengan yang maha kuasa. Tidak mengajak si N...

Pithecantropus Singleanus

Matahari. Kita jarang bertegur sapa. Kita jarang bertatap cahaya. Ketika kau meninggi, aku baru saja membuka mata. Entah berapa masa hal itu terlewat begitu saja. Entah berapa banyak rezekiku yang dipatok ayam. Namun tak masalah, karena nanti ayamnya tinggal ku makan. Sehingga rezekinya menyatu dengan tubuhku secara maksimal. Matahari meredup ketika senja. Saat itu, sore, di warung teh Uri, banyak kalimat di kepala. Menanyakan cinta ada dimana. Apakah cinta hanya milik si Rangga? Banyak yang bilang single itu menyenangkan. Bisa dekati dia, dia, dia, dia dan dia, kecuali orangnya sudah tak bernafas. Menjadi single itu tidak semudah mengedit profile picture akun social media. Banyak halangan dan juga rintangan yang menjadi masalah dan beban pikiran. Single, berkelana setiap hari demi mendapat cinta suci. Single yang sering dibanggakan dengan berkata "i'm single and very happy" adalah single yang menutup lukanya sendiri dengan memanipulasi persepsi. Mengenai hal itu, aku sen...

Pithecantropus Februarus

Februari. Dulu aku melihatnya bak mutiara dalam lumpur. Lama melebur, dia jadi tahi kucing diatas kasur. Cinta kabur, rindu dikubur. Baunya sampai Singapur? Tidak, cuma sampai nempel di dubur. Lama melamun akhirnya kutelan bubur. Enak, sewaktu sore yang dihabiskan dengan cara mendekam di dapur. Februari. Lagi-lagi aku menulis dengan susah payah. Sambil tahan nafas sekuatnya. Sambil mengepul asap kretek sebagai salah satu bantuanku untuk meningkatkan kesejahteraan para petani tembakau Indonesia. Bulan yang teramat datar. Bulan yang semakin hambar. Tiada cinta di dada. Yang ada hanya tahi lalat yang dengan manisnya menghiasi dada. Dada. Katanya itu nama buah.  Februari. Apakah aku ditakdirkan begini saja? Hidup santai dan gembira dikelilingi warna-warni lucu dan sendu hasil perbuatan lingkungan yang nyaman. Ditraktir makan-makan setiap minggu merayakan kejombloan si Firhan. Aku tak mau si Firhan. Aku ingin dia. Dia adalah penjahat yang diidam-idamkan untuk menjarah semua perasaa...

Pithecantropus Patahatikus

Saat pertama aku patah hati, aku jadi malas untuk mandi pagi. Kecuali kalau masih ada jadwal sekolah dan kalau ada urusan penting dihari libur. Patah hati yang membuat aku paham tata cara berpacaran sewaktu cinta monyet-monyetan. Patah hati yang membuat pintu kamar terkunci dan lagu-lagu sendu diperdengarkan. Patah hati yang mengubah arah sisiran rambut menjadi menyaping ke kanan. Patah hati yang menjadi menyenangkan karena makin bertambahnya jumlah gebetan. Patah hati yang berubah menjadi broken heart kalau diucapkan mas David Beckham. Selama ini aku mengira patah hati hanya disebabkan oleh cinta saja. Masya Allah, banyak yang lain juga ternyata. Misalnya si Cepy yang waktu itu menginap di rumahku dan motor kesayangannya digondol maling pada waktu subuh di rumahnya. Selepas itu dia terluka. Enggan menginap dimanapun karena trauma. Karena kejadian itu dia jadi tidak suka makan dedaunan lagi seperti biasanya. Dan itu bohong adanya. Dia tetap sama, memakan makanan yang standar konsum...

MTS MODEL OSIS 28 - PANDEGLANG

Apakah aku rindu sekolah? Tentu saja. Di sekolah tentu setiap harinya ada beragam cerita. Termasuk kebahagiaan bertemu cinta pertama.

NITA KINDATV - BANDUNG

Setiap orang punya hal yang disukainya. Suka pada apapun itu. Selera orang tentu berbeda-beda. Aku suka diberi uang. Kamu mah ngga kan?

FEBRI DULUR - PANDEGLANG

Bikin kaos satuan khusus untuk para jomblo ada bonus menarik dari airpops. Yaitu berupa doa agar cepat dipertemukan dengan jodohnya. Menarik gak?

NYOMPOK FAMILY TOUR - PANDEGLANG

Keluarga adalah mesin pembuat bahagia. Sebahagia-bahagianya kamu bersama teman atau pacar atau selingkuhan, tiada yang mampu menandingi kebahagiaan bersama keluarga yang penuh kasih dan sayang.

DMS GATHERING - PANDEGLANG

Piknik bareng keluarga, pacar atau teman tentu sangat menyenangkan. Apa lagi kalau ditraktir. DMS menggunakan kaos yang diproduksi airpops pada kesempatan mereka mengunjungi kota Jogja. Semoga semua senang dan berkesan.

GHIBRANT BERBURU BULE - PANDEGLANG

Bikin kaos untuk kegiatan event atau gathering di Airpops mulai dari 60 ribu saja. Bikin banyak, makin murah. Jangan sampai kamu ketinggalan. Apa lagi kamu ketinggalan anak di Mall. Pasti repot.

THAILOOK STYLE - BOGOR

Cara paling tepat menjadi anggota klub motor adalah dengan mempunyai motor terlebih dahulu. Kaos yang diolah oleh Airpops menggunakan tenaga mesin manusia made in Allah SWT.

HENRY GUMILANG - SERANG

Bikin kaos satuan atau ratusan di Airpops percayalah akan selalu menyenangkan jika kau tidak alam keadaan sedih. Lagi pula kenapa harus sedih jika kau masih bisa membuat membuat hidupmu menyenangkan?

SMANSIX SOCIAL SZWEI - PANDEGLANG

Sebagai salah satu alumni dari sekolah ini, dengan tegas saya nyatakan bahwa akan terus mencintai almamater dan sekaligus suka sama dedek-dedek manis yang menggemaskan.

RICKY TRIVIUM BANDUNG

Kaos yang diproduksi oleh airpops tidak menggunakan senjata tajam. Hanya dengan bantuan dari Allah dan sedikit sentuhan feminim dari ibu selaku kepala urusan dapur.

Pithecantropus Januaresolucius

Kamu adalah pajangan dinding yang didera berbagai huruf dan angka. Membacamu akan sulit jika dilakukan dengan menutup mata. Harusnya kau ada di angkasa. Bersama bintang dan awan hitam dan juga seluk beluk Aurora. Kamu tak perlu sedih jika suatu hari kau dijadikan bungkus kacang atau cabai di pasar. Memang almanak begitulah nasibnya. Terima saja. Bulan pertama di tahun yang baru, aku mengurus nasib dengan rindu menderu ke kamu. Selamat tahun baru kulkas, Kamu dingin. Sukar menebak apa yang kau ingin. Hidup ini akan terasa berat jika angkat barbel sambil makan ikan asin. Kadang perlu untuk menghibur bathin. Kadang perlu juga dikerokin. Semua ini terangkai pada Januari yang kurang suntikan vitamin. Januari. Semoga kau tahu bahwa menulis puisi cinta itu susah rasanya. Apa lagi ketika tangan diikat ke kursi dan mulutmu disumpal. Cinta, cinta, cinta. Sebuah kata yang tersusun dari lima huruf berbeda. Dan banyak frase tentangnya. Puisi cinta terbaik yang pernah aku buat adalah doa tentangmu y...